"The Outsider '82" Pendakian G. Lawu

                               Maz-Gopries'82

Masih ingat  to  rekan-rekan Wolu Loro !!!.... Ketika  itu tahun 1984, ekspedisi team Wolu Loro menyelenggarakan kegiatan  ekstra  di luar  acara rutin Geodesi Pecinta Alam yang  disingkat  dengan  nama “Geodipa” yang dimiliki Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG), Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.  Ekspedisi team Wolu Loro pada mulanya ketika itu terbentuk dengan  spontan dan secara mendadak dengan menyebut  dirinya “The Outsider ’82”. Ketika itu mulailah rekan-rekan “82  mempersiapkan  atribut  antara lain spanduk dengan ukuran 300 cm X 120 cm,  dan  kaos oblong yang  semuanya berwarna dasar hitam  yang kemudian didesain bertuliskan “The Outsider ’82”  warna putih. Kedua atribut tersebut dibuat bertujuan untuk digunakan sebagai team  ekspedisi  Gunung  lawu,  dan spanduk yang dilembur  pembuatannya akan dikibarkan atau  dibentangkan di puncak Gunung Lawu..... (yang berkesan dan membuat kenangan disini adalah kekompakan dan rasa gotong royongnya sangat tinggi sampai2 dalam membuat dan menyablonnya lembur bareng-bareng di rumah Om Besar... mengasyik-kan).

Ketika sudah diselesaikannya spanduk dan kaos, Ekspedisi team Wolu Loro menetapkan waktu penyelenggaraan kegiatan pendakian Gunung Lawu pada tanggal 1 Syura (malam  1 Syura) tahun 1984.  Kegiatan ini semuanya diadakan atau  diseleggarakan atas inisiatif , kemauan dan kesepakatan sebagian rekan-rekan Angkatan ’82.

Dengan membaca Basmalah di tempat start (Rumah  Om M. Besar.  DP), Berangkatlah Team  Ekspedisi Wolu Loro yang berjumlah kurang lebih 15  person pada tanggal 31 Besar(Dulkahijjah) 1984  dengan kendaraan yang disewanya menuju Cemara Sewu Tawangmangu ( tempat berawalnya pendakian).

Katika sampai di Cemara Sewu, baru teringatlah bahwa spanduk bertuliskan “The Outsider ‘82”  yang  dibuat dengan lembur  tertinggal di kendaraan yang  disewanya dan kendaraan sudah  tidak  ada  di tempat  itu  lagi.  He..he..he .. saling menyalahkan kamu  tadi yang membawanya ... kamu ... kamu ... kamu ...  gara2  kamu nih yang  membuat  aku kesusu../buru2  jadinya spanduk tertinggal....kwekkk..kwekkk ... Weleh-weleh ngoyo2 lembur  arep  dibentangkan di puncak Lawu  je ... we la kok  ilang ... ya udahlah ... nggak apa. (Mbok bilih pancen meniko mboten dipun parengake menawi Wolu Loro pecah kongsi .... he..he..he... kaya partai wae... ana oposisi...) itulah kenangan.

Disinilah team Wolu loro mengahabiskan waktunya dengan minum kopi , mengobrol, dan sambil mempersiapkan diri dalam pendakian yang  direncanakan  sehabis sholat isya hendak melangkahkan kakinya menuju puncak G. Lawu... (sebagai catatan : bahwa bila kita start habis sholat Isya’, disamping melaksanakan kewajiban kita kepadaNya untuk berdoa  memohon  keselamatan, kelancaran, dan  diharapkan pula agar nanti sampai puncak tepat pada waktu matahari terbit).

Waktu telah menunjukkan 19.30 , dengan semangat  dan  rasa kebersamaan,  mulailah team ekspedisi Wolu Loro melangkahkan kakinya hendak menuju puncak. Langkah demi langkah kaki bergerak maju,  detak jantung berdenyut seolah mengikuti irama, napas tersengal-sengal tidak beraturan terasa berat disepanjang  jalan pada jarak 500 -1000 meter dilewati oleh kaki melangkah dan mendaki (mungkin karena tidak adanya  pemanasan atau latihan2 ).  Pada awal itulah yang dirasakan berat karena belum teraturnya pernapasan. Alhamdulillah ... semakin larut malam semakn ringan kaki melangkah,  napaspun mulai beraturan  meski udara dingin semakin merasuknya,  namun tidak membuat  team  ekspedisi Wolu  Loro mengurungkan langkah dalam pendakiannya  dengan senter  pada masing2  person yang  dipegangnya  menerangi jalan  setapak yang  akan menjadi  injakan kaki melangkah .... he..he..he..hebat  nian team  ekspedisi  amatiran, ternyata tetap semangat.

Ketika waktu sudah menunjukkan pukul 03.30, team  ekspedisi beristirahatlah sejenak pada kurang lebih 500 m dibawah puncak lawu. Disinilah cuaca dingin semakin terasa dikarenakan badan tidak bergerak  sehingga suhu badan menurun tidak  ada  pemanasan dari dalam tubuh.  Di sela-sela waktu ketika team beristirahat guna memulihkan tenaga, namun ketika melihat ke arah puncak tinggal beberapa  meter lagi,  seolah menambah energi semakin semangat  meski untuk menuju ke puncak tersebut , pendakian sudah  mulai dengan merangkak dan merayab di bebatuan.... Siip, dan  mantab ... team ekspedisi masih semangat.

Ayo..ayo..ayo.. merangkak yo..merayap yo.. teriak salah seorang  rekan ’82  seolah  memberi semangat pada team  ekspedisi... berangkatlah team ... merangkaklah team .. merayaplah team.... asyik ... seni... satu demi satu team  ekspedisi memasuki wilayah puncak. Horeee.....dengan mengacungkan dua jarinya  (telunjuk dan jari manisnya) sebagai tanda kemenangan.  tercapailah  apa yang menjadi angan2 team ekspedisi Wolu Loro “The Outsider ‘82”. Alhamdulillah ... semua anggota team mencapai puncak Lawu.. menikmati matahari terbit... cuaca cerah... damai... dan merasa merdeka... puas  seolah berada  di atas awan.  Namun ketika kita semua merenung, betapa  indahnya  dan  agungnya ciptaan Yang Maha Kuasa, betapa kecilnya kita bahkan tidak ada artinya kita di alam  semesta  nan luas seperti ini.....  Bersujudlah  kita ... berucaplah hati, Subhanallah, Allohuakbar ... betapa indahnya ciptaanMu ...  ya Allah.

Untuk mengenangmu  “The Outsider ‘82” di Puncak Lawu  lihat album di bawah ini.